Gedung Student Center Lt.3 No.15 Kampus UIN SGD Bandung. Jln, A.H Nasution No.105, Cibiru-Bandung, Bandung LPM SUAKA UIN SGD Bandung © 2023

Jelar-Jelir Parkir Kampus 2

Foto dan teks: Sri Wahyuni/Suaka

Di pojok Kampus 2 UIN Bandung, diapit oleh gedung-gedung megah Fakultas Ushuluddin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), serta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), terhampar sebuah area parkir baru. Menyandang predikat sebagai “parkiran baru” tak selalu menjanjikan kenyamanan yang diharapkan para mahasiswa. Setelah lebih dari empat bulan digunakan, parkiran ini malah menyisakan keluhan.

Sandra (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswa Ushuluddin, kerap dihadapkan pada situasi serupa setiap kali ia hendak memarkir kendaraannya di area tersebut. “Saya suka bingung mau parkir di mana. Parkirannya belum rata, banyak batu besar yang menghalangi. Belum ada garis parkir, jadi kendaraan sering tidak teratur. Kadang, yang masuk dan keluar pun bentrok, apalagi belum ada tanda arahnya,” ujarnya dengan nada yang menggambarkan ketidakpuasan, Senin (28/10/2024).

Cuaca di Kampus 2 juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kondisi parkiran. Saat siang hari, terik matahari sering kali membuat suhu meningkat, menjadikan area parkir gersang dan tidak nyaman bagi mahasiswa. Berbeda saat hujan, di mana cuaca berubah drastis dan mengakibatkan tanah di area parkir menjadi licin dan becek.

Ahmad, mahasiswa Ushuluddin lainnya, merasakan langsung dampak cuaca ini. “Kalau siang dan cuaca panas, tempatnya jadi gersang. Sementara saat hujan, tanah menjadi licin dan becek; lumpur dan air sering kali ikut masuk ke kendaraan,” ungkapnya.

Seorang petugas keamanan yang bertugas di area Ushuluddin, juga tak menyangkal kondisi tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pembangunan parkiran memang belum rampung. “Parkiran ini memang belum selesai. Fasilitas yang ada saat ini seadanya, karena ada prioritas lain dari pihak kampus. Jadi, selesainya agak tertunda,” jelasnya sambil menatap hamparan luas area parkir yang masih menyisakan begitu banyak pekerjaan rumah.

Hamparan tanah berdebu dan berbatu ini mungkin sedang menunggu waktu, bersiap untuk benar-benar bisa menampung dan memfasilitasi harapan para mahasiswa. Mereka berharap, area ini pada akhirnya akan memberi kenyamanan, bukan sekadar menawarkan tempat kosong di tengah kerikil yang menanti untuk disempurnakan.

Redaktur: Afina Naqiyya Salsabila/Suaka




Leave a comment