Disabilitas dan Berkarya
LENSASUAKAONLINE.COM – Para penyandang disabilitas merupakan setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan sensorik dalam jangka waktu lama yang menimbulkan hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungannya, juga kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak. Walaupun begitu, penyandang disabilitas dapat dan ingin menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan bisa mendapat kesempatan yang sama dalam upaya mengembangkan dirinya melalui kemandirian sebagai manusia yang bermartabat.
Maka dari itu, para penyandang disabilitas perlu didukung penuh agar keterbatasan fisik tidak menghalangi mereka untuk berkarya, sehingga mereka bisa terus semangat melakukan kegiatan sehari – hari. Hal seperti termaktub dalam UU No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, dan PP No 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.
Sebagai salah satu tanggung jawab sosial sebuah perusahaan terhadap pihak yang terlibat dan terdampaik baik secara langsung maupun tidak langsung atas aktivitas perusahaan, Bio Farma melalui Corporate Social Responsibility (CSR) mencoba berkontribusi dengan membangun Rumah Kreatif untuk membina para difabel agar mendapat keterampilannya. Kegiatan yang dilakukan CSR Bio Farma berupa pemberian pelatihan keterampilan menjahit, produksi kertas daur ulang dan produksi kain motif jumputan atau kain mones.
Perwakilah Bio Farma, Zamzam Zamaludin mengatakan kegiatan ini dilakukan agar difabel lebih mampu bersaing secara keterampilan, sehingga lebih mandiri dan sejahtera secara ekonomi. Menurut Zamzam, beberapa difabel binaan CSR Bio Farma sudah mahir dalam menjahit, menyablon, dan bahkan mereka juga dapat membuat pola pakaian sendiri.
Proses penjahitan biasanya diawali dengan mempersiapkan kain yang akan dijahit dengan memberikan potongan kain atau bagian – bagian yang akan dijahit, lalu disetrika terlebih dahulu agar memudahkan penjahitan. Seluruh bagian yang dijahit harus ditandai terlebih dahulu menggunakan kapur jahit dan dalam penjahitan tidak boleh berubah dari pola garis yang sudah ada, setelah semua tahap penjahitan selesai, setrika kembali seluruh bagian yang sudah dijahit agar hasilnya rapi dan memuaskan.
Sedangkan untuk produksi kertas daur ulang biasanya menggunakan kertas bekas hasil penggunaan Bio Farma sendiri, lalu kertas tersebut dihancurkan sampai menjadi bubur kertas dan dicetak kembali menggunakan mesin press, hasilnya akan dikeringkan dengan dijemur. Hasil dari produksi akan dikembalikan lagi ke Biofarma berupa produk kerajinan kertas daur ulang dan pakaian jas laboratorium, atau dipasarkan ke pihak lain yang juga membutuhkan.
Refkyan Mauldan/Fotografer
Rizky RH /Redaktur
Leave a comment